TNI AL – STTAL Surabaya, Komandan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) Laksamana Pertama TNI Ir. Avando Bastari, M. Phil membuka di gelarnya kuliah umum yang disampaikan narasumber Laksda TNI (Purn) Dr. Sulistiyanto, S.E., M.M., M.Sc., P S.C., bertempat di Auditorium Gedung Pulau Nipa Kampus STTAL Jl. Bumimoro-Morokrembangan Surabaya. Kamis (28/11/2019).
Kuliah Umum yang bertemakan ” Bela Negara di Lingkungan Perguruan Tinggi ” STTAL, yang akan di sampaikan narasumber Dekan Fakultas?? Manajemen Pertahanan (Unhan) Kemhan Laksamana Muda TNI (Purn)?? Dr. Sulistiyanto, S.E., M.M., M.Sc., P.S.C di hadapan seluruh Civitas Akademika STTAL dengan tujuan memberikan pembekalan tentang Bela Negara kepada seluruh dosen dan mahasiswa dari berbagai Program studi, dengan materi yang di sampaikan meliputi, Pancasila di lihat dari sistim nilai Nasionalisme Cinta Tanah Air dan Bela Negara dari sistim nilai Patriotisme pantang menyerah, rela berkorban dan tanpa pamrih.
Kegiatan kuliah umum di awali sambutan Komandan STTAL menyampaikan, Keluarga besar Civitas Akademika STTAL mengucapkan selamat datang dan terimakasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang tinggi atas kehadiran Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan (Unhan) Kemhan sebagai narasumber kuliah umum di lingkungan Kampus STTAL Bumimoro Surabaya.
Berbicara tentang Bela Negara di hadapkan pada era ” Distruptif ” membutuhkan kecermatan untuk memaknai bela negara, agar pembangunan terus berkesinambungan di tengah perubahan dunia saat ini, diperlukan dengan cara pendekatan Soft Power yang merupakan perang penguasaan sumber daya energi, pangan dan air melalui penguasaan teknologi dan informasi serta kemampuan diplomasi. Dalam konteks penguasaan teknologi informasi isu ” Digitalisasi” menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan bahkan berperan penting dalam menentukan pembangunan, oleh karenanya bangsa Indonesia harus mampu beradaptasi dan bersinergi agar tetap dapat menjaga laju pertumbuhan pembangunan.
Konsep Bela Negara dalam arti luas adalah?? penguasaan dan pengendalian dunia digital, Bela Negara secara dinamis bernilai universal, salah satunya untuk mengatasi persoalan bangsa di era disruptif dengan penggunaan teknologi informasi secara positif dan memacu munculnya cara-cara baru untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru yang tidak terlihat dan tanpa disadari telah mengubah cara hidup kita.
Dinamika lingkungan global yang ditopang kemajuan teknologi informasi ke depan diprediksi akan berjalan kian dasyat, tak lagi linier tapi eksponensial sehingga fungsi dan makna bela negara menjadi berbeda dengan apa yang kita pahami selama ini dan konsep bela negara dapat dikembangkan melalui pendekatan ” VUCA” (Volatility Uncertainty Complexity Ambiguity) artinya aktualisasi Bela Negara lebih pada upaya bersama mengantisipasi perubahan lanskap bisnis dan keamanan global yang cenderung memiliki volatilitas tinggi, rumit dan multi-dimensional serta sistem dunia yang ambigu.
Pendekatan vuca dalam aksi Bela Negara sifatnya sangat kontekstual, disesuaikan dengan realitas tantangan kebutuhan kepentingan nasional, tidaklah sekedar respon terhadap krisis dan upaya pertahanan dalam penegakan kedaulatan namun lebih pada melihat kepastian stabilitas dan kawasan dunia, dimana ketidakpastian baik internal maupun eksternal selalu berhubungan dan tidak mengenal batas negara.
Ditengah perubahan global dan eksponensial yang akan berdampak pada persoalan ekonomi juga mempengaruhi para pengambil keputusan dan kinerja di bidang keamanan dan pertahanan sebagai bagian komponen bangsa baik yang utama, cadangan atau pendukung serta ekstalasi tantangan dan spektrum Bela Negara dihadapkan pada perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi dalam aksi Bela Negara untuk upaya melakukan pemanfaatan media sosial secara mandiri (Self Filtering) dan punya kemampuan mengelola data raksasa (Big Data) dalam rangka mencegah mis informasi yang bisa memicu konflik, selain itu dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai wujud Bela Negara dengan di butuhkannya penerapan digitalisasi pendidikan untuk menjangkau masyarakat di wilayah-wilayah terpencil yakni pulau-pulau terluar yang minim informasi dan masih tertinggal.
Di akhir kuliah umum dilaksanakan pemberian kenang-kenangan plakat dan sertifikat dari Komandan STTAL kepada Laksda TNI (Purn) Dr. Sulistiyanto, S.E., M.M., M.Sc., P.S.C. dan foto bersama yang di hadiri pejabat STTAL, para Kasatker serta mahasiswa STTAL.
Demikian Berita Bagian Penerangan STTAL.